NAMA Spesies
Spesies : Carica papaya
Nama Inggris : Papaw
Nama Indonesia : Pepaya
Nama Lokal : Pepaya (Indonesia),
Gedang (Sunda) ; Betik, Kates, Telo gantung (Jawa)
Nama tren :
PEPAYA California/ipb9/Callina
Deskripsi :
Pepaya (carica papaya) merupakan tumbuhan yang berbatang tegak dan basah. Pepaya menyerupai palma, bunganya berwarna putih dan buahnya yang masak berwarna kuning kemerahan, rasanya seperti buah melon.
Tinggi pohon pepaya dapat mencapai 8 sampai 10 meter dengan akar yang kuat. Helaian daunnya menyerupai telapak tangan manusia. Apabila daun pepaya tersebut dilipat menjadi dua bagian persis di tengah, akan nampak bahwa daun pepaya tersebut simetris. Rongga dalam pada buah pepaya berbentuk bintang apabila penampang buahnya dipotong melintang. Tanaman ini juga dibudidayakan di kebun-kebun luas karena buahnya yang segar dan bergizi.
Distribusi/Penyebaran : Di Indonesia tanaman pepaya tersebar dimana-mana bahkan telah menjadi tanaman pekarangan. Sentra penanaman buah pepaya di Indonesia adalah daerah Jawa barat (kabupaten Sukabumi), Jawa Timur (kabupaten Malang), Yogyakarta (Sleman), Lampung Tengah, Sulawesi Selatan (Toraja), Sulawesi Utara (Manado).
Habitat :
Pepaya merupakan tanaman buah berupa herba dari famili Caricaceae yang berasal dari Amerika Tengah dan Hindia Barat bahkan kawasan sekitar Meksiko dan Coasta Rica.
Tanaman pepaya banyak ditanam orang, baik di daerah tropis maupun sub tropis. di daerah-daerah basah dan kering atau di daerah-daerah dataran dan pegunungan (sampai 1000 m dpl).
Perbanyakan : Dapat diperbanyak dengan biji
Manfaat tumbuhan :
Daun yang kering atau masih segar dapat digunakan sebagai pengusir serangga. Daun tersebut disemprotkan ke tanaman agar serangga menjauh.
Buah Pepaya dapat dibuat saos papaya, dodol papaya, keripik buah papaya, manisan papaya, dan lain-lain
Syarat Pertumbuhan
Tanaman dapat tumbuh pada
dataran rendah dan tinggi 700 - 1000 mdpl, curah hujan 1000 - 2000 mm/tahun,
suhu udara optimum 22 - 26 derajat C dan kelembaban udara sekitar 40% dan angin
yang tidak terlalu kencang sangat baik untuk penyerbukan. Tanah subur, gembur,
mengandung humus dan harus banyak menahan air, pH tanah yang ideal adalah
netral dengan pH 6 -7.
Pembibitan
1. Persyaratan
Bibit/Benih
Biji-biji yang digunakan sebagai bibit
diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan.
Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang
dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang
lalu dikeringkan ditempat yang teduh.
Biji yang segar digunakan sebagai bibit.
Bibit jangan diambil dari buah yang sudah terlalu masak/tua dan jangan dari
pohon yang sudah tua.
2. Penyiapan
Benih
Kebutuhan benih per hektar 60 gram (±
2000 tanaman). Benih direndam dalam larutan ATONIK 2 cc/liter selama 1-2 jam,
ditiriskan dan ditebari Natural GLIO kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x
15 cm. Media yang digunakan merupakan campuran 2 ember tanah yang di ayak
ditambah 1 ember pupuk kandang yang sudah matang dan diayak ditambah 50 gram
TSP dihaluskan
3. Teknik
Penyemaian Benih
- Benih dimasukkan pada kedalaman 1 cm
kemudian tutup dengan tanah. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul
setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap
ditanam.
- Biji-biji tersebut bisa langsung
ditanam/disemai lebih dahulu. Penyemaian dilakukan 2 atau 3 bulan sebelum bibit
persemaian itu dipindahkan ke kebun.
4. Pemeliharaan
Pembibitan/Penyemaian
Pada persemaian biji-biji ditaburkan
dalam larikan (barisan) dengan jarak 5 - 10 cm. Biji tidak boleh dibenam
dalam-dalam, cukup sedalam biji, yakni 1 cm. Dengan pemeliharaan yang baik,
biji-biji akan tumbuh sesudah 3 minggu ditanam. Semprotkan Atonik dicampur EM4
sesuai dosis anjuran interval 1 minggu sekali.
5. Pemindahan
Bibit
Bibit-bibit yang sudah dewasa, sekitar
umur 2 - 2,5 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.
Pengolahan
Media Tanam
1. Persiapan
Lahan dibersihkan dari rumput, semak dan
kotoran lain, kemudian dicangkul/dibajak dan
digemburkan.
2. Pembentukan
Bedengan
- Bentuk bedengan berukuran lebar 200 -
250 cm, tinggi 20 - 30 cm, panjang secukupnya, jarak antar bedengan 60 cm.
- Buat lubang ukuran 50 x 50 x 40 cm di
atas bedengan, dengan jarak tanam 2 x 2,5 m.
3. Pengapuran
Apabila tanah yang akan ditanami pepaya
bersifat asam (pH kurang dari 5), setelah diberi pupuk yang matang, perlu
ditambah ± 1 kg Dolomit dan biarkan 1-2 minggu.
4. Pemupukan
Sebelum diberi pupuk, tanah yang akan
ditanami pepaya harus dikeringkan satu minggu, setelah itu tutup dengan tanah
campuran 10 kg pupuk kandang yang telah matang dicampur dengan PUPUK PETRO
ORGANIK 5 kg ditambah NPK 2 ons.
Teknik
Penanaman
1. Pembuatan
Lubang Tanam
2. Cara
Penanaman
Tiap-tiap lubang diisi dengan 3-4 buah
biji. Beberapa bulan kemudian akan dapat dilihat tanaman
yang jantan dan betina
atau berkelamin dua.
Pemeliharaan
Tanaman
1. Penjarangan
dan Penyulaman
Penjarangan tanaman dilakukan untuk
memperoleh tanaman betina disamping beberapa batang pohon jantan. Hal ini
dilakukan pada waktu tanaman mulai berbunga.
2. Penyiangan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun
buah-buahan lainnya, memerlukan penyiangan (pembuangan rumput). Kapan dan
berapa kali kebun tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan
dengan tegas,
tergantung dari keadaan.
3. Pembubunan
Kebun pepaya sama halnya dengan kebun
buah-buahan lainnya, memerlukan pendangiran tanah.
Kapan dan berapa kali kebun
tersebut harus disiangi tak dapat dipastikan dengan tegas, tergantung dari
keadaan.
4. Pemupukan
Pohon pepaya memerlukan pupuk yang
banyak, khususnya pupuk organik, memberikan zat-zat makanan yang diperlukan dan
dapat menjaga kelembaban tanah.
Cara pemberian pupuk:
- |
Tiap minggu setelah tanam beri pupuk kimia, 50 gram ZA, 25 gram Urea, 50 gram TSP dan 25 gram KCl, dicampur dan ditanam melingkar |
- |
Satu bulan kemudian lakukan pemupukan kedua dengan komposisi 75 gram ZA, 35 gram Urea, 75 gram TSP, dan 40 gram KCl |
- |
Saat umur 3-5 bulan lakukan pemupukan ketiga dengan komposisi 75 gram ZA, 50 gram Urea, 75 gram TSP, 50 gram KCl |
- |
Umur 6 bulan dan seterusnya 1 bulan sekali diberi pupuk dengan 100 gram ZA, 60 gram Urea, 75 gram TSP, dan 75 gram KCl |
- |
Siramkan EM4ke lubang
tanam dengan dosis 1 sendok makan/10 liter air setiap 1-2 bulan sekali
|
- |
Setelah umur 3 bulan semprot dengan POC NASA 3 - 4 tutup ditambah HORMONIK dosis 1 - 2 tutup / tangki |
- |
Penyemprotan hati - hati pada saat berbunga agar tidak kena bunga yang mekar atau lebih aman bisa disiramkan |
5. Pengairan dan
Penyiraman
Tanaman pepaya memerlukan cukup air
tetapi tidak tahan air yang tergenang. Maka pengairan dan pembuangan air harus
diatur dengan seksama. Apalagi di daerah yang banyak turun hujan dan bertanah liat,
maka harus dibuatkan parit-parit. Pada musim kemarau, tanaman pepaya harus
sering disirami.
Hama dan
Penyakit
Kutu tanaman (Aphid sp., Tungau). Badan
halus panjang 2 - 3 mm berwarna hijau, kuning atau hitam. Memiliki sepasang
tonjolan tabung pada bagian belakang perut, bersungut dan kaki panjang. Kutu
dewasa, ada yang bersayap dan tidak. Merusak tanaman dengan cara menghisap
cairan dengan pencucuk penghisap yang panjang di bagian mulut.
Pengendalian : semprot dengan Natural BVR
atau PESTONA secara bergantian
Penyakit yang sering merugikan tanaman
pepaya adalah penyakit yang disebabkan oleh jamur, virus mosaik, rebah semai,
busuk buah, leher akar, pangkal batang dan nematoda.
Penyakit mati bujang disebabkan oleh
jamur Phytophthora parasitica, P. palmivora dan Pythium
aphanidermatum.
Menyerang buah dan batang pepaya. Cara pencegahan: perawatan kebun yang baik,
menjaga kebersihan, dan drainase serta sebarkan Natural GLIO ke lubang tanam,
sedangkan penyakit busuk akar disebabkan oleh jamur Meloidogyne incognita.
Nematoda. Apabila lahan telah ditanami
pepaya, disarankan agar tidak menanam pepaya kembali, untuk mencegah timbulnya
serangan nematoda. Tanaman yang terinfeksi oleh nematoda menyebabkan daun
menguning, layu dan mati. Pengendalian : Siramkan PESTONA ke lubang tanam
Panen dan Pasca
Panen
1. Ciri dan
Umur Panen
Tanaman pepaya dapat dipanen setelah
berumur 7,5 bulan. Buah pepaya dipetik harus pada waktu buah itu
memberikan tanda-tanda kematangan: warna kulit buah mulai menguning. Tetapi
masih banyak petani yang memetiknya pada waktu buah belum terlalu matang.
2. Cara Panen
Panen dilakukan dengan berbagai macam
cara, pada umumnya panen/pemetikan dilakukan dengan menggunakan
"songgo" (berupa bambu yang pada ujungnya berbentuk setengah kerucut
yang berguna untuk menjaga agar buah tersebut tidak jatuh pada saat dipetik).
3. Periode
Panen
Panen dilakukan setiap 4 hari sekali
MARKET WILAYAH 3 CIREBON lokasi : Gempol Selatan, Cikeusal, Kec. Gempol, Cirebon, Jawa Barat 45161, Indonesia |
No comments:
Post a Comment